1.Pengertian Bimbingan
Mengenai
pengertian bimbingan, sangat banyak dikemukakan pakar-pakar Bimbingan dan Konseling,
terutama yang berasal dari Amerika Serikat, negara asal Bimbingan dan Konseling
tersebut. Pada judul makalah ini, ditemui dua istilah yaitu Bimbingan dan
Konseling.
Istilah Bimbinganmerupakan terjemahan dari istilah Guidance,
dan Konseling merupakan kata serapan dari istilah counseling. Dalam
buku yang terdahulu sering dipakai istilah penyuluhan sebagai terjemahan dari
istilah counseling. Namun kemudian ada pendapat yang menyatakan bahwa didalam
istilah penyuluhan tersebut terkandung pengertian aktivitas yang searah seperti
halnya dalam bimbingan.[1]
Pada
dasarnya, Bimbinganmerupakan upaya untuk membantu mengoptimalkan individu. Donald
G. Mortensen dan Alan M.
Schmuller (1976) menyatakan Guidance may be defined as that part of the
total educational program that helps provide the personal apportunities and
specialized by which each develop to the fullest of his abilities and
capacities in term of democratic idea.[2]
Arthur J.Jones (1970) mengrtikan Bimbingansebagai
“ the help given by one person to another in making choices and adjustment
and in solving problems” pengertian Bimbinganyang dikemukakan oleh
arthur ini sangat sederhana yaitu bahwa dalam proses Bimbinganada dua orang
yakni pembimbing dan yang dibimbning, dimana pembimbing membantu siterbimbing
sehingga siterbimbing mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan
memecahkan masalah-masalahnya.
Berbeda dengan defenisi yang sikemukakan oleh Frank W.
Miller dalam bukunya Guidance and Service (1986):
“Bimbinganadalah proses bantuan terhadap
individu untuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan bagi penyesuain diri
secara baik dan maksimum di sekolah, keluarga, masyarakat.”[3]
Istilah “Bimbingan”
sebagaimana dipergunakan dalam buku-buku literatur merupakan terjemahan dari
istilah “ Guidance” dalam bahasa inggris. Dalam kamus bahasa Inggris. Kata Guidance
dikaitkan dengan asalnya “guide” yang diartikan sebagai:
1)
Showing the way artinya
menunjukkan jalan
2) Leading artinya memimpin
3) Conducting artinya menuntun
4) Giving intruction artinya memberi petunjuk
5) Regulating artinya mengatur
6) Governing artinya mengarahkan, dan
7)
Giving advice artinya
memberi nasehat
Kalau kata Bimbingandalam bahsasa Indonesia
diartikan sebagai sebagaimana pengertian guidance diatas, maka ada dua pengertian
yang mendasar, pertama, memberi informasi,yaitu suatu pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan untuk mengambil suatu keputusan atau memberikan sesuatu sekaligus dengan memberikan nasehat.
Untuk menangkap
yang sebenarnya perlu dikemukakan beberapa devinisi tentang Bimbingan dalam banyak referensi, diantaranya ialah:
1.
Dalam ensiklopedi pendidikan,
bahwa Bimbingan
adalah suatu
proses hubungan antara individu untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain.
2.
Moegiadi,
dalam Winkel,
W.S, mengatakan bahwa Bimbingan berarti suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri.[4]
3.
Racman Nata Wijaya mengartikan Bimbingan
sebagai suatu
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
sehingga individu tersebut dapat memahami dirinya,
mampu mengarahkan dirinya dan bertindak secara wajar sesuai dengan tuntunan lingkungan.[5]
4.
Djumhur dan Moh.
Suryo, mengartikan Bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan yang
terus menerus,
sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapi, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya,
menerima dirinya,
mengarah kedirinya dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan.
5.
Prayitno,
mengemukakan bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada para siswa baik secara perorangan maupun berkelompok
agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri.[6]
6.
Hamrin,
dalamYuanaWijaya, menyebutkan bahwa Bimbingan meliputi dua lapangan tugas, yaitu pertama, mempelajari individu untuk mengetahui kemampuan,
minat dan kepribadiannya;kedua,
membantu individu dengan menempatkan dirinya dalam situasi
yang memungkinkan dia dapat berkembang.[7]
Dari beberapa definisi diatas dapat di
simpulkan bahwa Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan
individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
2.Pengertian Konseling
Secara
etimologis, istilah Konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu “counsilium”
yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima “ atau
“memahami.” Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon istilah Konseling berasal dari
“sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan.”[8]
Istilah “Konseling” yang dipergunakan sebagai bahasa Indonesia ini,
merupakan terjemahan dari istilah aslinya yakni “counseling” dalam bahasa
inggris. Dalam kamus bahasa inggris, kata “counseling” dikaitkan dengan kata
“counsel” yang berarti nasehat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel),
pembicaraan (to take counsel), dengan demikian kata Konseling diartikan sebagai
pemberian nasehat, atau pemberian anjuran untuk melakukan sesuatu atau
mengadakan pembicaraan dengan bertukar pikiran tentang sesuatu.
Secara
historis asal mula pengertian Konseling adalah untuk memberi nasehat, seperti
penasehat hukum, penasehat perkawinan, dan penasehat camping anak-anak pramuka.
Kemudian nasehat itu berkembang kebidang-bidang bisnis, manajemen, otomotif,
investasi, dan financial. Misalnya ada penasehat otomotif ( outomotive
counselor ), adapula finance counselor, investment counselor dan sebagainya.
pengertian konseling dalam kegiatan seperti tersebut di
atas menekankan pada nasehat (advise giving), mendorong, memberi, informasi,
menginterpretasikan hasil tes dan sebagainya.
Kemudian muncul English dan English pada tahun 1958
mengemukakan arti konseling adalah
“suatu hubungan antara seseorang dengan
orang lain, dimana seorang berusaha keras untuk membantu orang lain agar
memahami masalah dan dapat memecahkan masalahnya dalam rangka penyesuaian
dirinya.”
Pada tahun 1955 tiga tahun sebelum English, Glen E Smith
mendefenisikan konseling yakni:
“suatu proses dimana konselor membantu
konseli (klien) agar ia dapat memahami dan menafsirkan fakta-fakta yang
berhubungan dengan pemilihan, perencanaan dan penyesuaian diri sesuai dengan
kebutuhan individu.”[9]
Dari beberapa urain diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konseling
adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah
kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang
dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.[10]
Kata konseling itu sendiri sebagai kata lain dari kata penyuluhan. Artinya
sebelum digunakan kata konseling (dengan ejaan bahasa Indonesia), sebagai
terjemahan dari kata aslinya “counseling” telah diterjemahkan dengan kata
“penyuluhan” hal tersebut kita kenali dari buku-buku literatur yang berkembang
yang selalu digunakan kata “penyuluhan” namun karena dikhawatirkan akan jumbuh
pengertiannya dengan kata asalnya (suluh = obor) , maka sejak tahun 1980 kata
“penyuluhan” berangsur-angsur diganti dengan kata “Konseling” sebagaimana
literatur-literatur yang beredar sekarang.
B. Sejarah Bimbingan
dan Konseling
Secara umum, konsep bimbingan dan konseling
telah lama dikenal manusia melalui sejarah . Sejarah tentang perkembangan
potensi individu dapat ditelusuri dari masyarakat yunani kuno. Mereka
menekankan upaya-upaya untuk mengembangkan dan menguatkan individu melalui
pendidikan. Seorang konselor yang berkebangsaan yunani adalah Plato, beliau
dipandang sebagai konselor karena dia menaruh perhatiaan besar terhadap
masalah-masalah pemahaman psikologis individu,seperti menyangkut aspek isu-isu
moral, pendidikan, hubungan dalam masyarakat dan teologis.
Menurut Bimo Walgito (1989:12), bimbingan
dan penyuluhan yang sekarang dikenal dengan bimbingan dan konseling merupakan
suatu ilmu yang baru bila dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain pada umumnya. Bila
kita telusuri, bimbingan dan penyuluhan itu mulai timbul sekitar permulaan abad
20. Gerakan ini mula-mula timbul di Amerika, yang dipelopori oleh tokoh-tokoh
seperti Frank Parsons, Jesse B.Davis, Eli Wever, Jhon Brewer dan sebagainya.
Para ahli inilah yang memplopori bergeloranya bimbingan dan penyuluhan sehingga
masalah ini berkembang dengan pesatnya. Secara singkat, bimbingan dan
penyuluhan itu sebagai berikut.
Pada tahun 1908 di Boston, Frank Parsons mendirikan suatu
biro yang dimaksudkan untuk mencapai efisiensi kerja. Dialah yang mengemukakan
istilah atau pengertian tentang Vocational Guidance, yang meliputi Vocational
choice, Vocational training untuk memperoleh efisiensi dalam pekerjaan. Dia
pula yang mengusulkan agar masalah Vocational Guidance dimasukkan dalam
kurikulum sekolah. Dengan langkah ini, dapat kita lihat bagaimana masalah bimbingan
ini mendapatkan perhatian yang begitu jauh oleh Frank Parsons. Dengan demikian,
jelaslah bagi kita bahwa bimbingan dan penyuluhan yang kita dapati sekarang ini
merupakan perkembangan yang lebih lanjut dari Vocational Guidance yang
dirintis oleh Frank Parsons.[11]
1.Sejarah
Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Amerika Serikat.
Layanan bimbingan di Amerika Serikat mulai
diberikan oleh Jesse B. Davis pada sekitar tahun 1989-1907. Beliau bekerja
sebagai konselor sekolah menengah di Detroit. Dalam waktu 10 tahun, ia membantu
mengatasi masalah-masalah pendidikan, moral, dan jabatan siswa. Pada tahun
1908, Frank Parsons mendirikan Vocational Guidance untuk membantu para
remaja memilih pekerjaan yang cocok bagi mereka. Tahun 1910, William Healy
mendirikan Juvenile Psychopathic Instistut di Chicago. Tahun 1911,
universitas Harvard memberikan kuliah bidang bimbingan jabatan dengan dosennya
Mayer Blomfield. Tahun 1912 Grand Rapids, Michigan mendirikan lembaga bimbingan
dalam system sekolahnya. Melihat perkembangan yang begitu pesat, maka pada
tahun 1913 didirikanlah National Vocational Guidance Association di
Grand Rapids, Amerika Serikat.
Perkembangan bimbingan dan konseling di
Amerika Serikat sangat pesat, pada awal tahun 1950. Hal ini ditandai dengan
berdirinya APGA (American Personel and Guidance Association) pada tahun
1952, Selanjutnya pada bulan juli 1983 APGA mengubah namanya menjadi AACD (American
Association for Counseling and Development). Kemudian setelah itu, satu
organisasi bergabung dengan AACD, yaitu Militery Education (MECA).
Dengan demikian, pada saat ini AACD merupakan organisasi professional bagi para
konselor di Amerika Serikat, dengan 14 devisi (organisasi khusus) yang
tergabung didalamnya. Disamping itu, pada setiap negara bagian atau wilayah
tertentu terdapat semacam cabang dari masing-masing organisasi tersebut.
Sebagai suatu organisasi profesi, AACD
ataupun organisasi-organisasi divisinya mengeluarkan jurnal-jurnal secara
berkala. Jurnal-jurnal tersebut diantaranya (1) Journal of Counseling and
Development;(2) Journal of Collage Student Personnel;(3) Counselor
Education and Supervision; dan (4) The Career Development Quarterly.
2.Sejarah
Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia
Di Indonesia, kegiatan layanan bimbingan dan konseling lebih banyak
dilakukan dalam kegiatan pendidikan formal disekolah dan usaha-usaha pemerintah.
Istilah Guadience dan Counseling ada yang tetap menggunakan
istilah bahasa asing sehingga sering disingkat dengan “GC” Bimbingan dan
Penyuluhan dengan singkatan “BP” dan Bimbingan dan Konseling “BK”. Dan
digunakan di IKIP YOGYAKARTA adalah bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling
secara formal dibicarakan oleh para ahli pada tahun 1960 pula. Tetapi di
Yogyakarta pada tahun 1958 , Drs. Tohari Musnandar, dosen IKIP Yogyakarta telah
mempelopori pelaksanaan BK di sekolah untuk pertama kali di SMA Teladan
Yogyakarta. Sedang pada tahun 1960 diadakan konferensi FKIB seluruh Indonesia
di Malang, memutuskan bahwa bimbingan dan penyuluhan dimasukkan dakam FKIB. Dan
pada tahun 1961 mulai diadakan layanan bimbingan dan penyuluhan di seluruh SMA
Teladan di Indonesia. Sejak itu pula bimbingan dan penyuluhan dimulai di Indonesia.[12] Tetapi,
program ini tidak berkembang karena kurang persiapan prasyarat, terutama
kurangnya tenaga pembimbing yang professional. Untuk mengatasi masalah
tersebut, maka pada dasawarsa 60-an Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan
diteruskan oleh Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1963) membuka jurusan Bimbingan
dan Penyuluhan yang sekarang dikenal dengan Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI) dengan nama jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan(PPB).
Setelah dirintis dalam decade 60-an, bimbingan
dicoba penataanya dalam dekade 70-an. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan
(PPSP) membawa harapan baru pada pelaksanaan bimbingan di sekolah karena staf bimbingan
memegang peranan penting dalam sistem sekolah pembangunan. [13]
3. Hubungan Bimbingan
dan Konseling
Didepan telah dikemukakan kedua pengertian tersebut, lalu timbul
pertanyaan bagaimana hubungan antara kedua pengertian itu. Kata bimbingan dan konseling
sering disebut secara bersamaan, sehingga menciptakan istilah majemuk “Bimbingan
dan Konseling”. Hal yang demikian itu menggambarkan adanya hubungan yang erat
diantara keduanya. Konseling merupakan salah satu dari pelayanan bimbingan disamping
pelayanan-pelayanan yang lain. Artinya dalam pelayanan bimbingan akan tercakup
pula didalamnya proses wawancara konseling, sebab pelayanan bimbingan tidak
akan pernah terjadi tanpa terjadinya tatap muka antara konselor-klien, dan
dalam tatap muka tersebut dibicarakan bersama masalah yang dihadapi klien.
Sebaliknya dalam layanan konseling realisasi terhadap tujuan bimbingan merupakan
inti pokoknya. Meskipun antara bimbingan dan konseling yang sepintas memiliki
persamaan dan perbedaan. Akan tetapi, sesungguhnya bimbingan dan konseling
merupakan dua kegiatan kerja yang saling melengkapi. Jones, dirujuk oleh Bimo
Walgito, memandang konseling sebagai salah satu teknik dan bimbingan. Dengan
pandangan ini, pengertian bimbingan lebih luas dibandingkan dengan konseling,
dan konseling merupakan bagian dari
bimbingan. Akan tetapi, ahli lain seperti dikemukakan oleh Blum dan
Balinsky, berpandangan bahwa kedua pengertian istilah tersebut identik atau
sama saja. Artinya tidak ada perbedaan yang fundamental antara guidance dan
counseling. Menurutnya, pengertian bimbingan adalah pengertian yang telah using
(out moded).
Namun apabila diteliti lebih dalam lagi, antara pengertian bimbingan dan
konseling ada terdapat kesamaan, disamping ada sifat-sifat khas pada konseling
. hal itu dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.
Konseling
merupakan salah satu metode dari bimbingan, sehingga dengan demikian
pengertian bimbingan lebih luas dari pengertian konseling. Karena itu konseling
merupakan bimbingan, tetapi tidak semua bentuk bimbingan merupakan konseling.
b.
Pada konseling sudah ada masalah tertentu, yaitu
masalah yang dihadapi klien, sedangkan pada bimbingan tidak demikian. Bimbingan
lebih bersifat preventif atau pencegahan, sedangkan konseling lebih berifat
kuratif atau korektif. Bimbingan dapat diberikan sekalipun tidak ada masalah.
Hal ini tidak berarti bahwa pada bimbingan sama sekali tidak didapati segi
kuratif, dan sebaliknya pada konseling tidak ada segi yang preventif. Dalam konseling
juga didapati segi preventif, menjaga atau mencegah jangan sampai timbul
masalah yang lebih berat.
c. Konseling pada dasarnya dilakukan secara
individual, yaitu antara konselor dengan klien secara face to face. Pada
bimbingan tidak demikian halnya, bimbingan pada umunya dijalankan secara
kelompok. Misalnya bimbingan cara belajar yang efisien dapat diberikan kepada
seluruh kelas pada suatu waktu tertentu secara bersama-sama.[14]
Sekalipun menunjukkan adanya kesamaan dan
juga perbedaan diantara kedua pengertian tersebut, dalam praktik keduanya
saling sangkut-menyangkut dan saling isi mengisi satu dengan yang lain, bimbingan menyangkut konseling,
dan konseling menyangkut bimbingan.
[2] Achmad Juantika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam berbagai
latar kehidupan, (Bandung: PT Refika Aditama,2006), hal 7
[3] Sofyan S. Wilis, Konseling individual,
Teori dan Praktek,(Bandung: Alfabeta, 2007), hal 10,11,12,13
[4] W.
S. Winkel, Bimbingan dan Konseling diinstitusi pendidikan,( Jakart: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,1991), hal, 58
[5]
Racman Natawijaya, pendekatan-pendekatan dalam penyuluhan kelompok,( Bandung: CV.
Diponegoro 1987 ),hal. 32
[6]
Prayitno, professionalisme Konseling dan pendidikan konselor,( Padang: fakultas ilmu pendidikan IKIP,1987)hal. 6
[11]
Anas Salahuddin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Pustaka Satia,
2006), hal 27, 28
[13]
Ahmad Juantika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), hal 4,5,6
0 komentar:
Posting Komentar