Kamis, 20 Maret 2014

Pengertian Bimbingan Konseling


A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling
1.Pengertian Bimbingan
            Mengenai pengertian bimbingan, sangat banyak dikemukakan pakar-pakar Bimbingan dan Konseling, terutama yang berasal dari Amerika Serikat, negara asal Bimbingan dan Konseling tersebut. Pada judul makalah ini, ditemui dua istilah yaitu Bimbingan dan Konseling.
Istilah Bimbinganmerupakan terjemahan dari istilah Guidance, dan Konseling merupakan kata serapan dari istilah counseling. Dalam buku yang terdahulu sering dipakai istilah penyuluhan sebagai terjemahan dari istilah counseling. Namun kemudian ada pendapat yang menyatakan bahwa didalam istilah penyuluhan tersebut terkandung pengertian aktivitas yang searah seperti halnya dalam bimbingan.[1]
      Pada dasarnya, Bimbinganmerupakan upaya untuk membantu mengoptimalkan individu. Donald G. Mortensen dan  Alan M. Schmuller (1976) menyatakan Guidance may be defined as that part of the total educational program that helps provide the personal apportunities and specialized by which each develop to the fullest of his abilities and capacities in term of democratic idea.[2]
Arthur J.Jones (1970) mengrtikan Bimbingansebagai “ the help given by one person to another in making choices and adjustment and in solving problems pengertian Bimbinganyang dikemukakan oleh arthur ini sangat sederhana yaitu bahwa dalam proses Bimbinganada dua orang yakni pembimbing dan yang dibimbning, dimana pembimbing membantu siterbimbing sehingga siterbimbing mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah-masalahnya.
Berbeda dengan defenisi yang sikemukakan oleh Frank W. Miller dalam bukunya Guidance and Service (1986):
Bimbinganadalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan bagi penyesuain diri secara baik dan maksimum di sekolah, keluarga, masyarakat.”[3]

      Istilah “Bimbingan” sebagaimana dipergunakan dalam buku-buku literatur merupakan terjemahan dari istilah “ Guidance” dalam bahasa inggris. Dalam kamus bahasa Inggris. Kata Guidance dikaitkan dengan asalnya “guide” yang diartikan sebagai:
1)   Showing the way artinya menunjukkan jalan
2)   Leading artinya memimpin
3)   Conducting artinya menuntun
4)   Giving intruction artinya memberi petunjuk
5)   Regulating artinya mengatur
6)   Governing artinya mengarahkan, dan
7)   Giving advice artinya memberi nasehat
Kalau kata Bimbingandalam bahsasa Indonesia diartikan sebagai sebagaimana pengertian guidance diatas, maka ada dua pengertian yang mendasar, pertama, memberi informasi,yaitu suatu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk mengambil suatu keputusan atau memberikan  sesuatu sekaligus dengan memberikan nasehat.
Untuk menangkap yang sebenarnya  perlu  dikemukakan beberapa devinisi tentang Bimbingan dalam banyak referensi, diantaranya ialah:
1.   Dalam ensiklopedi pendidikan, bahwa Bimbingan adalah suatu proses hubungan antara individu untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain.
2.   Moegiadi, dalam Winkel, W.S, mengatakan bahwa Bimbingan berarti suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri.[4]
3.   Racman Nata Wijaya mengartikan Bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, sehingga individu tersebut dapat memahami dirinya, mampu mengarahkan dirinya dan bertindak secara wajar sesuai dengan tuntunan lingkungan.[5]
4.   Djumhur dan Moh. Suryo, mengartikan Bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus, sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapi, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, menerima dirinya, mengarah kedirinya dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan.
5.   Prayitno, mengemukakan bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada para siswa baik secara perorangan maupun berkelompok agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri.[6]
6.   Hamrin, dalamYuanaWijaya, menyebutkan bahwa Bimbingan meliputi dua lapangan tugas, yaitu pertama, mempelajari individu untuk mengetahui kemampuan, minat dan kepribadiannya;kedua, membantu individu dengan menempatkan dirinya dalam situasi yang memungkinkan dia dapat berkembang.[7]
Dari beberapa definisi diatas dapat di simpulkan bahwa Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
2.Pengertian Konseling
      Secara etimologis, istilah Konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu “counsilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima “ atau “memahami.” Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon istilah Konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan.”[8]
Istilah “Konseling” yang dipergunakan sebagai bahasa Indonesia ini, merupakan terjemahan dari istilah aslinya yakni “counseling” dalam bahasa inggris. Dalam kamus bahasa inggris, kata “counseling” dikaitkan dengan kata “counsel” yang berarti nasehat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), pembicaraan (to take counsel), dengan demikian kata Konseling diartikan sebagai pemberian nasehat, atau pemberian anjuran untuk melakukan sesuatu atau mengadakan pembicaraan dengan bertukar pikiran tentang sesuatu.
      Secara historis asal mula pengertian Konseling adalah untuk memberi nasehat, seperti penasehat hukum, penasehat perkawinan, dan penasehat camping anak-anak pramuka. Kemudian nasehat itu berkembang kebidang-bidang bisnis, manajemen, otomotif, investasi, dan financial. Misalnya ada penasehat otomotif ( outomotive counselor ), adapula finance counselor, investment counselor dan sebagainya. pengertian konseling dalam kegiatan seperti tersebut di atas menekankan pada nasehat (advise giving), mendorong, memberi, informasi, menginterpretasikan hasil tes dan sebagainya.
Kemudian muncul English dan English pada tahun 1958 mengemukakan arti konseling adalah
suatu hubungan antara seseorang dengan orang lain, dimana seorang berusaha keras untuk membantu orang lain agar memahami masalah dan dapat memecahkan masalahnya dalam rangka penyesuaian dirinya.
Pada tahun 1955 tiga tahun sebelum English, Glen E Smith mendefenisikan konseling yakni:
suatu proses dimana konselor membantu konseli (klien) agar ia dapat memahami dan menafsirkan fakta-fakta yang berhubungan dengan pemilihan, perencanaan dan penyesuaian diri sesuai dengan kebutuhan individu.[9]
Dari beberapa urain diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.[10]
 Kata konseling itu sendiri sebagai kata lain dari kata penyuluhan. Artinya sebelum digunakan kata konseling (dengan ejaan bahasa Indonesia), sebagai terjemahan dari kata aslinya “counseling” telah diterjemahkan dengan kata “penyuluhan” hal tersebut kita kenali dari buku-buku literatur yang berkembang yang selalu digunakan kata “penyuluhan” namun karena dikhawatirkan akan jumbuh pengertiannya dengan kata asalnya (suluh = obor) , maka sejak tahun 1980 kata “penyuluhan” berangsur-angsur diganti dengan kata “Konseling” sebagaimana literatur-literatur yang beredar sekarang.

B.     Sejarah Bimbingan dan Konseling
Secara umum, konsep bimbingan dan konseling telah lama dikenal manusia melalui sejarah . Sejarah tentang perkembangan potensi individu dapat ditelusuri dari masyarakat yunani kuno. Mereka menekankan upaya-upaya untuk mengembangkan dan menguatkan individu melalui pendidikan. Seorang konselor yang berkebangsaan yunani adalah Plato, beliau dipandang sebagai konselor karena dia menaruh perhatiaan besar terhadap masalah-masalah pemahaman psikologis individu,seperti menyangkut aspek isu-isu moral, pendidikan, hubungan dalam masyarakat dan teologis.
Menurut Bimo Walgito (1989:12), bimbingan dan penyuluhan yang sekarang dikenal dengan bimbingan dan konseling merupakan suatu ilmu yang baru bila dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain pada umumnya. Bila kita telusuri, bimbingan dan penyuluhan itu mulai timbul sekitar permulaan abad 20. Gerakan ini mula-mula timbul di Amerika, yang dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Frank Parsons, Jesse B.Davis, Eli Wever, Jhon Brewer dan sebagainya. Para ahli inilah yang memplopori bergeloranya bimbingan dan penyuluhan sehingga masalah ini berkembang dengan pesatnya. Secara singkat, bimbingan dan penyuluhan itu sebagai berikut.
Pada tahun 1908  di Boston, Frank Parsons mendirikan suatu biro yang dimaksudkan untuk mencapai efisiensi kerja. Dialah yang mengemukakan istilah atau pengertian tentang Vocational Guidance, yang meliputi Vocational choice, Vocational training untuk memperoleh efisiensi dalam pekerjaan. Dia pula yang mengusulkan agar masalah Vocational Guidance dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Dengan langkah ini, dapat kita lihat bagaimana masalah bimbingan ini mendapatkan perhatian yang begitu jauh oleh Frank Parsons. Dengan demikian, jelaslah bagi kita bahwa bimbingan dan penyuluhan yang kita dapati sekarang ini merupakan perkembangan yang lebih lanjut dari Vocational Guidance yang dirintis oleh Frank Parsons.[11]
1.Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Amerika Serikat.
Layanan bimbingan di Amerika Serikat mulai diberikan oleh Jesse B. Davis pada sekitar tahun 1989-1907. Beliau bekerja sebagai konselor sekolah menengah di Detroit. Dalam waktu 10 tahun, ia membantu mengatasi masalah-masalah pendidikan, moral, dan jabatan siswa. Pada tahun 1908, Frank Parsons mendirikan Vocational Guidance untuk membantu para remaja memilih pekerjaan yang cocok bagi mereka. Tahun 1910, William Healy mendirikan Juvenile Psychopathic Instistut di Chicago. Tahun 1911, universitas Harvard memberikan kuliah bidang bimbingan jabatan dengan dosennya Mayer Blomfield. Tahun 1912 Grand Rapids, Michigan mendirikan lembaga bimbingan dalam system sekolahnya. Melihat perkembangan yang begitu pesat, maka pada tahun 1913 didirikanlah National Vocational Guidance Association di Grand Rapids, Amerika Serikat.
Perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika Serikat sangat pesat, pada awal tahun 1950. Hal ini ditandai dengan berdirinya APGA (American Personel and Guidance Association) pada tahun 1952, Selanjutnya pada bulan juli 1983 APGA mengubah namanya menjadi AACD (American Association for Counseling and Development). Kemudian setelah itu, satu organisasi bergabung dengan AACD, yaitu Militery Education (MECA). Dengan demikian, pada saat ini AACD merupakan organisasi professional bagi para konselor di Amerika Serikat, dengan 14 devisi (organisasi khusus) yang tergabung didalamnya. Disamping itu, pada setiap negara bagian atau wilayah tertentu terdapat semacam cabang dari masing-masing organisasi tersebut.
Sebagai suatu organisasi profesi, AACD ataupun organisasi-organisasi divisinya mengeluarkan jurnal-jurnal secara berkala. Jurnal-jurnal tersebut diantaranya (1) Journal of Counseling and Development;(2) Journal of Collage Student Personnel;(3) Counselor Education and Supervision; dan (4) The Career Development Quarterly.
2.Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia
Di Indonesia, kegiatan layanan bimbingan dan konseling lebih banyak dilakukan dalam kegiatan pendidikan formal disekolah dan usaha-usaha pemerintah. Istilah Guadience dan Counseling ada yang tetap menggunakan istilah bahasa asing sehingga sering disingkat dengan “GC” Bimbingan dan Penyuluhan dengan singkatan “BP” dan Bimbingan dan Konseling “BK”. Dan digunakan di IKIP YOGYAKARTA adalah bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling secara formal dibicarakan oleh para ahli pada tahun 1960 pula. Tetapi di Yogyakarta pada tahun 1958 , Drs. Tohari Musnandar, dosen IKIP Yogyakarta telah mempelopori pelaksanaan BK di sekolah untuk pertama kali di SMA Teladan Yogyakarta. Sedang pada tahun 1960 diadakan konferensi FKIB seluruh Indonesia di Malang, memutuskan bahwa bimbingan dan penyuluhan dimasukkan dakam FKIB. Dan pada tahun 1961 mulai diadakan layanan bimbingan dan penyuluhan di seluruh SMA Teladan di Indonesia. Sejak itu pula bimbingan dan penyuluhan dimulai di Indonesia.[12] Tetapi, program ini tidak berkembang karena kurang persiapan prasyarat, terutama kurangnya tenaga pembimbing yang professional. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pada dasawarsa 60-an Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan diteruskan oleh Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1963) membuka jurusan Bimbingan dan Penyuluhan yang sekarang dikenal dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan nama jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan(PPB).
Setelah dirintis dalam decade 60-an, bimbingan dicoba penataanya dalam dekade 70-an. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) membawa harapan baru pada pelaksanaan bimbingan di sekolah karena staf bimbingan memegang peranan penting dalam sistem sekolah pembangunan. [13]




3. Hubungan  Bimbingan dan Konseling
Didepan telah dikemukakan kedua pengertian tersebut, lalu timbul pertanyaan bagaimana hubungan antara kedua pengertian itu. Kata bimbingan dan konseling sering disebut secara bersamaan, sehingga menciptakan istilah majemuk “Bimbingan dan Konseling”. Hal yang demikian itu menggambarkan adanya hubungan yang erat diantara keduanya. Konseling merupakan salah satu dari pelayanan bimbingan disamping pelayanan-pelayanan yang lain. Artinya dalam pelayanan bimbingan akan tercakup pula didalamnya proses wawancara konseling, sebab pelayanan bimbingan tidak akan pernah terjadi tanpa terjadinya tatap muka antara konselor-klien, dan dalam tatap muka tersebut dibicarakan bersama masalah yang dihadapi klien. Sebaliknya dalam layanan konseling realisasi terhadap tujuan bimbingan merupakan inti pokoknya. Meskipun antara bimbingan dan konseling yang sepintas memiliki persamaan dan perbedaan. Akan tetapi, sesungguhnya bimbingan dan konseling merupakan dua kegiatan kerja yang saling melengkapi. Jones, dirujuk oleh Bimo Walgito, memandang konseling sebagai salah satu teknik dan bimbingan. Dengan pandangan ini, pengertian bimbingan lebih luas dibandingkan dengan konseling, dan konseling merupakan bagian dari  bimbingan. Akan tetapi, ahli lain seperti dikemukakan oleh Blum dan Balinsky, berpandangan bahwa kedua pengertian istilah tersebut identik atau sama saja. Artinya tidak ada perbedaan yang fundamental antara guidance dan counseling. Menurutnya, pengertian bimbingan adalah pengertian yang telah using (out moded). 
Namun apabila diteliti lebih dalam lagi, antara pengertian bimbingan dan konseling ada terdapat kesamaan, disamping ada sifat-sifat khas pada konseling . hal itu dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.    Konseling  merupakan salah satu metode dari bimbingan, sehingga dengan demikian pengertian bimbingan lebih luas dari pengertian konseling. Karena itu konseling merupakan bimbingan, tetapi tidak semua bentuk bimbingan merupakan konseling.
b.   Pada konseling sudah ada masalah tertentu, yaitu masalah yang dihadapi klien, sedangkan pada bimbingan tidak demikian. Bimbingan lebih bersifat preventif atau pencegahan, sedangkan konseling lebih berifat kuratif atau korektif. Bimbingan dapat diberikan sekalipun tidak ada masalah. Hal ini tidak berarti bahwa pada bimbingan sama sekali tidak didapati segi kuratif, dan sebaliknya pada konseling tidak ada segi yang preventif. Dalam konseling juga didapati segi preventif, menjaga atau mencegah jangan sampai timbul masalah yang lebih berat.
c.    Konseling pada dasarnya dilakukan secara individual, yaitu antara konselor dengan klien secara face to face. Pada bimbingan tidak demikian halnya, bimbingan pada umunya dijalankan secara kelompok. Misalnya bimbingan cara belajar yang efisien dapat diberikan kepada seluruh kelas pada suatu waktu tertentu secara bersama-sama.[14]
Sekalipun menunjukkan adanya kesamaan dan juga perbedaan diantara kedua pengertian tersebut, dalam praktik keduanya saling sangkut-menyangkut dan saling isi mengisi  satu dengan yang lain, bimbingan menyangkut konseling, dan konseling menyangkut bimbingan.



[1] Bimo walgito, Bimbingan& Konseling (studi dan karir),(Yogyakarta: Andi offset,2004), hal  1
[2] Achmad Juantika Nurihsan,  Bimbingan dan Konseling dalam berbagai latar kehidupan, (Bandung: PT Refika Aditama,2006), hal 7
[3] Sofyan S. Wilis, Konseling individual, Teori dan Praktek,(Bandung: Alfabeta, 2007), hal 10,11,12,13
[4] W. S. Winkel, Bimbingan dan Konseling diinstitusi pendidikan,( Jakart: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,1991), hal, 58
[5] Racman Natawijaya,  pendekatan-pendekatan dalam penyuluhan kelompok,( Bandung: CV. Diponegoro 1987 ),hal. 32
[6] Prayitno, professionalisme Konseling dan pendidikan konselor,( Padang: fakultas ilmu pendidikan IKIP,1987)hal. 6
[7] Yuana Wijaya, psikolog bimbingan, (Bandung: PT Resco,1988) hal.17
[8] Prayitno, Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (__: Rineka Cipta,__), hal 99
[9]  Sofyan S. Wilis, Konseling individual, Teori dan Praktek,(Bandung: Alfabeta, 2007), hal 17,18
[10]             Bimo walgito, Bimbingan& Konseling (studi dan karir),(Yogyakarta: Andi offset,2004), hal 7
[11] Anas Salahuddin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Pustaka Satia, 2006), hal 27, 28
[12] Anas Salahuddin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Pustaka Satia, 2006),hal 30
[13] Ahmad Juantika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), hal 4,5,6
[14] Bimo walgito, Bimbingan& Konseling (studi dan karir),(Yogyakarta: Andi offset,2004), hal  8,9

0 komentar:

Posting Komentar