Kamis, 20 Maret 2014

Anakku Pemalas dan Pemalu



Malas dapat diartikan sebagai sifat yang tidak mau berbuat sesuatu, segan, tak suka, tak bernafsu. Malas belajar berarti tidak mau, enggan, tak suka, tak bernafsu untuk belajar (Muhammad Ali, Kamus Bahasa Indonesia).
Anak menjadi malas disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua, yakni faktor instrinsik (dari dalam diri anak), dan ekstrinsik (dari luar anak). Adapun faktor dari dalam dapat berupa kurangnya motivasi untuk belajar, kelelahan fisik karena terlalu banyak bermain atau jenuh mengikuti les-les tambahan atau juga sedang sedih dan sebagainya. Sementara faktor dari luar bisa dikarenakan sikap orang tua yang cuek atau sebaliknya, atau dikarenakan kondisi belajar yang tidak nyaman atau juga karena tersedia fasilitas yang berlebihan seperti DVD, HP, laptop dengan aplikasi permainannya dan lain sebagainya.
Untuk itu hal pertama yang harus dilakukan ibu adalah mengidentifikasi faktor penyebab anak malas belajar dengan memperhatikan gerak-geriknya atau menanyakan langsung kepada anak saat kondisi-kondisi santai bukan dalam forum serius. Seperti saat nonton tv bersama, atau ketika sedang bercanda di ruang keluarga dan sebagainya. Solusi tindakan yang ibu ambil harus sesuai dengan faktor penyebab anak itu sendiri. Misal anak menjadi malas karena di rumah ada playstation, sehingga anak lebih memilih bermain game ketimbang belajar. Nah, tindakan ibu berarti harus mengurangi waktu anak bermain playstation dan begitupun dengan solusi lainnya disesuaikan dengan faktor penyebab.
Orang tua pula harus memberikan motivasi kepada anak dengan menanamkan pengertian yang benar tentang seluk beluk belajar pada anak sejak dini. Terangkan dengan bahasa yang dimengerti anak. menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada anak, menanamkan kesadaran dan manfaat besar jangka panjang yang akan didapat dari belajar.
Anak usia 3 SD cenderung meniru maka ketika orang tua sedang membimbing anaknya untuk belajar alangkah baiknya juga membawa buku majalah ataupun Koran. Sesekali anak juga diajak berdiskusi yang menyenangkan. Kemudian memberi dia apresiasi berupa barang atau pujian ketika ia telah berhasil mengerjakan soal-soal atau PR nya sehingga menjadi dorongan untuknya.
Tidak berbeda dengan sifat pemalas, sifat pemalu pada diri anak juga dapat diatasi. Pemalu adalah sifat yang pasif, kurang memiliki aktivitas motorik. Sifat pemalu dapat menghambat pengembangan potensi dan bakat yang dimiliki oleh anak. Anak cenderung merasa minder dan tidak percaya diri.
Untuk mengatasinya bisa dimulai dari hal yang sepele namun memiliki dampak yang besar, seperti saat bicara dengan anak, biasakan untuk selalu menggunakan kontak mata langsung. Secara tak sadar, hal ini akan memperkuat rasa percaya diri anak. Adanya kontak mata saat menghadapi lawan bicara akan menimbulkan kepercayaan diri. Kemudian ajak anak ketika melakukan kunjungan atau acara-acara seperti walimatun nikah, kunjungan ke tetangga dan sebagainya. Serta dorong anak untuk menunjukkan bakat terpendamnya di depan orang banyak. Sering melakukan komunikasi kepada anak agar senantiasa terbuka. Undang teman-teman sebayanya untuk berkunjung ke rumah, untuk bermain bersama atau kerja kelompok. Sehingga anak akan belajar sosialisasi lebih akrab bersama teman-temannya.

0 komentar:

Posting Komentar