Kamis, 20 Maret 2014

Eksistensi Pemuda Masa Kini



Pemuda merupakan ujung tombak suatu perubahan, mereka akan menjadi tumpuan dalam pergerakan menuju lebih baik. Mereka jua sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan sebagai agen perubahan bagi semua aspek pembangunan.
Kemajuan suatu bangsa selalu dikaitkan dengan eksistensi para pemuda di dalamnya, hal ini tak lepas dari semangat juang, keyakinan, keikhlasan dan inovasi yang tumbuh dalam jiwa pemuda untuk senantiasa membuat sesuatu yang lebih baik. Dalam Islam pun pemuda sering dikaitkan dengan peranannya dalam kemajuan syiar-syiar agama. Kebaikan terkadang diiringin dengan keburukan, begitupun dengan pemuda. Hal negatif yang ditimbulkan oleh pemuda bisa membawa ke arah kehancuran dan kemunduran. Masalah moral atau yang sering disebut sebagai krisis moral dan pencarian identitas diri yang salah menjadi masalah besar yang sering dihadapi oleh pemuda masa kini, serta eksistensi para pemuda tersebut dipandang pasif,  terdapat jiwa konsumerisme dalam diri mereka yang tidak dapat terkontrol.
Begitu juga dalam sejarah Islam. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan dan memuliakan para pemuda, Al Qur’an sendiri banyak menceritakan potret mengenai pemuda. Pemuda Ashabul Kahfi yang ditidurkan oleh Allah SWT selama 309 tahun demi menyelamatkan iman. Kisah pemuda Ashabul  ukhdud yang tegar keimanannya, mereka diceburkan ke dalam parit berisi api yang bergejolak dan masih banyak lagi cerita mengenai pemuda yang dituliskan Allah di dalam kitab-Nya.
Sekarang Jika kita analisis eksistensi pemuda di masa kini dengan eksistensi pemuda zaman dahulu, ada perbedaan yang mencolok diantara keduanya, yaitu pemuda di era masa kini kurang memiliki jiwa kepedulian terhadap apa yang dia lihat dan dia rasakan. Jika kita tilik di dunia pendidikan, banyak para pemuda yang menyepelekan pendidikan. Di antara mereka yang duduk di bangku sekolah (SLTA, SLTP dan Perguruan Tinggi) bukan karena ingin menuntut ilmu semata melainkan mengejar ijazah saja dan bangga dengan gelar yang didapat tanpa memperdulikan makna pendidikan itu sendiri. Sebagian  dari mereka ada yang menyia-nyiakan waktu dengan perbuatan atau kegiatan yang kurang baik, bahkan sampai perbuatan yang benar-benar melanggar norma hukum dan merisaukan masyarakat, misalnya tawuran antar pelajar, geng motor, mabuk-mabukan dan kegiatan lainnya. Mereka juga bermental egois dan asyik dengan diri sendiri tanpa peduli dengan lingkungan. Mereka menjerumuskan diri ke dalam narkoba, hura-hura, dan pesta-pora (astagfirullah hal adziim). Itulah secara garis besar perbuatan yang dilakukan pemuda masa kini walaupun tidak semua pemuda seperti itu. Dapat dibuktikan dari banyaknya pemberitaan media masa seperti yang sedang marak adalah kenakalan geng motor, Narkoba dsb. Timbulnya geng motor menjadi bukti pencarian identitas diri yang salah dan kurang memiliki rasa nasionalisme dalam diri pemuda.
Hal ini bertolak belakang dengan sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di dalam sumpah pemuda tersebut terdapat sumpah suci sang pejuang bangsa yang tak kenal lelah untuk memberikan sumbangsihnya kepada negara tercinta. Tapi ingat, sumpah pemuda tidak lahir begitu saja. Banyak hal yang melandasi para pemuda untuk bertekad menjadi satu. Mereka berpikir tidak akan bisa membuat Indonesia merdeka jika berjuang sendiri-sendiri. Kemudian jika kita telusuri sejarah kemerdekaan Indonesia, kita ketahui bahwa organisasi Budi utomo sangat berperan di hari proklamasi kemerdekaan bangsa. Pada masa itu terjadi pro dan kontra yang sangat sengit antara organisasi pemuda yang diketuai oleh Chaerul Saleh dan kelompok tua yang diketuai oleh Bung Karno. Kelompok muda mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indoesia, namun kelompok tua menolak karena beranggapan bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Negara Indonesia.[1]  Pergerakan pemuda Indonesia di masa kemerdekaan sangatlah menakjubkan, mereka  membebaskan kita dari belenggu penjajahan. Untuk itu, seharusnya pemuda masa kini dapat mempertahankan sumpah pemuda tersebut, serta menghargai segala perjuangan mereka, dan menyempurnakan ikrar-ikrar yang telah diucapkannya pula.
Perubahan zamanlah yang menyulap dan menciptakan pemikiran kurang baik dalam diri pemuda di era masa kini, mungkin saat ini kita dirasa bebas dari penjajahan tapi tidak, pada hakikatnya  kita belum bebas benar dari penjajahan. Penjajahan yang kita hadapi sekarang pelan-pelan namun pasti akan memperbudak kita, hingga ahirnya terjerumus dalam suatu hal yang merugikan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Berbicara tentang perubahan zaman pasti tidak lepas dari modernisasi dan globalisasi. Keduanya dapat masuk ke kehidupan masyarakat melalui berbagai media, terutama melalui internet. Karena dengan fasilitas ini  semua orang dapat dengan bebas mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Pengetahuan dan kesadaran seseorang sangat menentukan sikapnya untuk menyaring informasi yang didapat. Apakah nantinya berdampak positif atau negatif terhadap dirinya, lingkungan, dan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pemahaman agama yang baik sebagai dasar untuk menyaring informasi. Kurangnya filter dan selektivitas terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia, budaya tersebut dapat saja masuk pada masyarakat yang labil terhadap perubahan terutama remaja dan terjadilah penurunan etika dan moral pada masyarakat Indonesia.
Jika dilihat pada kenyataannya, efek dari modernisasi dan globalisasi lebih banyak mengarah ke negatif. Kita kehilangan budaya negara kita sendiri yang ketimur-timuran dan terbawa oleh budaya barat. Dengan itu para pemuda dutuntut dapat menyeleksi terlebih dahulu budaya yang masuk. Karena tidak semua budaya barat adalah baik. Jika terus menerima dan menyerap budaya asing yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia, dapat terjadi penyimpangan etika dan moral bangsa Indonesia sendiri. Melalui penyimpangan etika dan moral tersebut, dapat tercipta pola kehidupan dan pergaulan yang menyimpang. Tidak hanya akibat negatif yang dihasilkan modernisasi dan globalisasi. Proses ini juga menghasilkan akibat positif, yaitu terciptanya masyarakat yang lebih intelek dan melek terhadap perubahan dan perkembangan dunia.
Lalu eksistensi pemuda yang seperti apa yang dibutuhkan pada era masa kini?? Dapat disimpulkan bahwa pada era masa kini dibutuhkan eksistensi pemuda dalam pembangunan moral di segala bidang. Banyak kawula muda kita yang sama sekali tidak tahu menahu tentang budaya sopan santun dalam pergaulan etika ataupun persoalan moral.  Sehingga kaum muda sekarang lebih terlihat urakan ketimbang pemuda generasi masa lalu. Untuk itu marilah kita tumbuhkan semangat untuk meningkatkan pendidikan moral khususnya pada generasi muda yang nota bene sebagai pewaris bangsa dan negara ini. Tak lupa juga untuk menjadikan pemuda masa dahulu sebagai cerminan untuk senantiasa dapat menghargai dan mempertahankan perjuangan bangsa, eksistensi pemuda benar-benar dibutuhkan dalam meningkatkan kredibilitas bangsa dan agama.
     
  “Berikan Saya 10 Pemuda akan Ku Goncangkan Dunia”
                                                           (Soekarno)
                                                                                                Ursilawati  J



[1] Peranan Pemuda Masa Kini dan Masa lalu,” http://maxxalkahfi.blogspot.com/2011/11/sumpah-pemuda-dan-pemuda-masa-kini.html (akses 23 April 2012)

0 komentar:

Posting Komentar