Pemuda
merupakan ujung tombak suatu perubahan, mereka akan menjadi tumpuan dalam
pergerakan menuju lebih baik. Mereka jua sebagai
kekuatan moral, kontrol sosial dan sebagai agen perubahan bagi semua aspek
pembangunan.
Kemajuan suatu bangsa selalu dikaitkan dengan eksistensi
para pemuda di dalamnya, hal ini tak lepas dari semangat juang, keyakinan,
keikhlasan dan inovasi yang tumbuh dalam jiwa pemuda untuk senantiasa membuat sesuatu
yang lebih baik. Dalam Islam pun pemuda sering dikaitkan dengan peranannya
dalam kemajuan syiar-syiar agama. Kebaikan terkadang diiringin dengan keburukan,
begitupun dengan pemuda. Hal negatif yang ditimbulkan oleh pemuda bisa membawa
ke arah kehancuran dan kemunduran. Masalah moral atau yang sering disebut
sebagai krisis moral dan pencarian identitas diri yang salah menjadi masalah
besar yang sering dihadapi oleh pemuda masa kini, serta eksistensi para pemuda
tersebut dipandang pasif, terdapat jiwa
konsumerisme dalam diri mereka yang tidak dapat terkontrol.
Begitu juga dalam sejarah Islam. Islam
adalah agama yang sangat memperhatikan dan memuliakan para pemuda, Al Qur’an
sendiri banyak menceritakan potret mengenai pemuda. Pemuda Ashabul Kahfi yang
ditidurkan oleh Allah SWT selama 309 tahun demi menyelamatkan iman. Kisah
pemuda Ashabul ukhdud yang tegar
keimanannya, mereka diceburkan ke dalam parit berisi api yang bergejolak dan
masih banyak lagi cerita mengenai pemuda yang dituliskan Allah di dalam kitab-Nya.
Sekarang Jika kita analisis
eksistensi pemuda di masa kini dengan eksistensi pemuda zaman dahulu, ada
perbedaan yang mencolok diantara keduanya, yaitu pemuda di era masa kini kurang
memiliki jiwa kepedulian terhadap apa yang dia lihat dan dia rasakan. Jika kita
tilik di dunia pendidikan, banyak para pemuda yang menyepelekan pendidikan. Di antara
mereka yang duduk di bangku sekolah (SLTA, SLTP dan Perguruan Tinggi) bukan
karena ingin menuntut ilmu semata melainkan mengejar ijazah saja dan bangga
dengan gelar yang didapat tanpa memperdulikan makna pendidikan itu sendiri. Sebagian dari mereka ada yang menyia-nyiakan waktu
dengan perbuatan atau kegiatan yang kurang baik, bahkan sampai perbuatan yang
benar-benar melanggar norma hukum dan merisaukan masyarakat, misalnya tawuran
antar pelajar, geng motor, mabuk-mabukan dan kegiatan lainnya. Mereka juga
bermental egois dan asyik dengan diri sendiri tanpa peduli dengan lingkungan. Mereka
menjerumuskan diri ke dalam narkoba, hura-hura, dan pesta-pora (astagfirullah hal
adziim). Itulah secara garis besar perbuatan yang dilakukan pemuda masa kini
walaupun tidak semua pemuda seperti itu. Dapat dibuktikan dari banyaknya
pemberitaan media masa seperti yang sedang marak adalah kenakalan geng motor,
Narkoba dsb. Timbulnya geng motor menjadi bukti pencarian identitas diri yang
salah dan kurang memiliki rasa nasionalisme dalam diri pemuda.
Hal ini bertolak belakang dengan
sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di dalam sumpah pemuda tersebut
terdapat sumpah suci sang pejuang bangsa yang tak kenal lelah untuk memberikan
sumbangsihnya kepada negara tercinta. Tapi ingat, sumpah pemuda tidak lahir
begitu saja. Banyak hal yang melandasi para pemuda untuk bertekad menjadi satu.
Mereka berpikir tidak akan bisa membuat Indonesia merdeka jika berjuang sendiri-sendiri.
Kemudian jika
kita telusuri sejarah kemerdekaan Indonesia, kita ketahui bahwa organisasi Budi
utomo sangat berperan di hari proklamasi kemerdekaan bangsa. Pada masa itu
terjadi pro dan kontra yang sangat sengit antara organisasi pemuda yang
diketuai oleh Chaerul Saleh dan kelompok tua yang diketuai oleh Bung Karno.
Kelompok muda mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indoesia, namun
kelompok tua menolak karena beranggapan bahwa Jepang akan memberikan
kemerdekaan kepada Negara Indonesia.[1]
Pergerakan pemuda Indonesia di masa
kemerdekaan sangatlah menakjubkan, mereka membebaskan kita dari belenggu penjajahan.
Untuk itu, seharusnya pemuda masa kini dapat mempertahankan sumpah
pemuda tersebut, serta menghargai segala perjuangan mereka, dan menyempurnakan
ikrar-ikrar yang telah diucapkannya pula.
Perubahan
zamanlah yang menyulap dan menciptakan pemikiran kurang baik dalam diri pemuda
di era masa kini, mungkin saat ini kita dirasa bebas dari penjajahan tapi
tidak, pada hakikatnya kita belum bebas
benar dari penjajahan. Penjajahan yang kita hadapi sekarang pelan-pelan namun
pasti akan memperbudak kita, hingga ahirnya terjerumus dalam suatu hal yang
merugikan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Berbicara tentang
perubahan zaman pasti tidak lepas dari modernisasi dan globalisasi. Keduanya dapat
masuk ke kehidupan masyarakat melalui berbagai media, terutama melalui internet.
Karena dengan fasilitas ini semua orang dapat dengan bebas mengakses
informasi dari berbagai belahan dunia. Pengetahuan dan kesadaran seseorang
sangat menentukan sikapnya untuk menyaring informasi yang didapat. Apakah
nantinya berdampak positif atau negatif terhadap dirinya, lingkungan, dan
masyarakat. Untuk itu, diperlukan pemahaman agama yang baik sebagai dasar untuk
menyaring informasi. Kurangnya filter dan selektivitas terhadap budaya asing
yang masuk ke Indonesia, budaya tersebut dapat saja masuk pada masyarakat yang
labil terhadap perubahan terutama remaja dan terjadilah penurunan etika dan
moral pada masyarakat Indonesia.
Jika dilihat
pada kenyataannya, efek dari modernisasi dan globalisasi lebih banyak mengarah
ke negatif. Kita kehilangan budaya negara kita sendiri yang ketimur-timuran dan
terbawa oleh budaya barat. Dengan itu para pemuda dutuntut dapat menyeleksi
terlebih dahulu budaya yang masuk. Karena tidak semua budaya barat adalah baik.
Jika terus menerima dan menyerap budaya asing yang tidak sesuai dengan karakter
bangsa Indonesia, dapat terjadi penyimpangan etika dan moral bangsa Indonesia
sendiri. Melalui penyimpangan etika dan moral tersebut, dapat tercipta pola
kehidupan dan pergaulan yang menyimpang. Tidak hanya akibat negatif yang
dihasilkan modernisasi dan globalisasi. Proses ini juga menghasilkan akibat
positif, yaitu terciptanya masyarakat yang lebih intelek dan melek
terhadap perubahan dan perkembangan dunia.
Lalu
eksistensi pemuda yang seperti apa yang dibutuhkan pada era masa kini?? Dapat
disimpulkan bahwa pada era masa kini dibutuhkan eksistensi pemuda dalam
pembangunan moral di segala bidang. Banyak
kawula muda kita yang sama sekali tidak tahu menahu tentang budaya sopan santun
dalam pergaulan etika ataupun persoalan moral.
Sehingga kaum muda sekarang lebih terlihat urakan ketimbang pemuda
generasi masa lalu. Untuk itu marilah kita tumbuhkan semangat untuk
meningkatkan pendidikan moral khususnya pada generasi muda yang nota bene
sebagai pewaris bangsa dan negara ini. Tak lupa juga untuk menjadikan pemuda
masa dahulu sebagai cerminan untuk senantiasa dapat menghargai dan
mempertahankan perjuangan bangsa, eksistensi pemuda benar-benar dibutuhkan
dalam meningkatkan kredibilitas bangsa dan agama.
“Berikan
Saya 10 Pemuda akan Ku Goncangkan Dunia”
(Soekarno)
Ursilawati J
[1]
Peranan Pemuda Masa Kini dan Masa lalu,” http://maxxalkahfi.blogspot.com/2011/11/sumpah-pemuda-dan-pemuda-masa-kini.html (akses 23 April 2012)
0 komentar:
Posting Komentar